Ir. Agus Prijono, MP; " />
Detail Cantuman Kembali

XML

Pemanfaatan Beberapa Jenis Bioherbisida Untuk Mengendalikan Gulma Di Arboretum Fakultas Kehutanan Instiper Yogyakarta


Terdapat berbagai jenis tanaman yang mengandung senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida untuk mengendalikan gulma. Jenis- jenis tanaman tersebut adalah akasia (Acacia mangium.), ketapang (Terminalia catappa), pinus (Pinus merkusii), mahoni (Swietenia macrophylla). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan jumlah gulma di Arboretum Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Stiper Yogyakarta dan mengetahui pengaruh interaksi antara faktor jenis ekstrak bioherbisida yang digunakan dan interval waktu penyemprotan terhadap hasil pengendalian gulma yang meliputi penurunan kerapatan gulma,persentase mortalitas gulma, dan waktu mulai kematian gulma
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan menggunakan 2 faktor perlakuan, yaitu jenis ekstrak bioherbisida dan interval waktu penyemprotan. Jenis ektrak bioherbisida terdiri dari kontrol (tanpa bioherbisida), serbuk daun akasia, ketapang, pinus, dan mahoni, dengan interval waktu penyemprotan 3 dan 6 hari sekali. Dari kedua faktor diperoleh 5x2=10 kombinasi perlakuan, dengan masing-masing kombinasi perlakuan menggunakan 3 ulangan, sehingga diperoleh 30 contoh uji. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varians dan uji lanjut dengan LSD (Least Significant Difference). Parameter yang diamati dalam penelitian adalah jenis dan jumlah gulma sebelum aplikasi bioherbisida, persentase penurunan kerapatan gulma, persentase mortalitas gulma (%), dan waktu mulai kematian gulma (hari) sesudah aplikasi bioherbisida.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 jenis gulma di Arboretum Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Stiper Yogyakarta yaitu gulma Bermuda (Cynodon dactylon L.) dengan jumlah per m^2 adalah sebanyak 42,63, gulma getih-getihan /revina malu (Rivina humilis) sebanyak 12,10, gulma legetan (Synedrella nodiflora) sebanyak 16,47 dan gulma ara sungsang/bayaman (Asystasia gangetica) sebanyak 47,40.Jenis bioherbisida berpengaruh nyata terhadap persentase penurunan kerapatan gulma dan mortalitas gulma. Jenis bioherbisida berupa ekstrak serbuk daun mahoni menghasilkan persentase penurunan kerapatan gulma dan mortalitas gulma yang lebih tinggi dibandingkan serbuk daun akasia, pinus, dan ketapang, yaitu masing-masing sebesar 46,81% dan 98,46%. Gulma yang diperlakukan dengan berbagai jenis bioherbisida mulai mengalami rata-rata kematian pada hari ke 3 setelah penyemprotan.

LOADING LIST...
echaderu29@gmail.com
081362450769
NONE
Text
Indonesia
INSTIPER
2023
yogyakarta
LOADING LIST...