Yuslinawari, S.Hut, M.Sc; " />
Detail Cantuman Kembali

XML

Analisis Vegetasi Penyusun Htan Di Sumber Mata Air Tulangan Dan Sumber Mata Air Ngepring Daerah Istimewa Yogyakarta


ANALISIS VEGETASI PENYUSUN HUTAN DI SUMBER MATA AIR TULANGAN DAN SUMBER MATA AIR NGEPRING
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Latief Dwi Rianto ; Dr. Ir. Rawana, MP ; Yuslinawari S.Hut, M.Sc
INTISARI
Air merupakan komponen penting bagi proses kehidupan di bumi karena semua organisme membutuhkan air dan merupakan senyawa yang berlimpah di sistem hidup, mencakup 70% atau lebih dari bobot hampir semua bentuk kehidupan, adanya siklus hidrologi, aliran air, transpirasi, dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus, menyebabkan bumi sulit mengalami kekeringan. Peranan vegetasi sebagai penyangga mata air di suatu landskap akan memberikan dampak positif dikarenakan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas Arrjani, dkk. (2006). Penelitian dilaksanakan untuk (1) Mengetahui jenis spesies dan persebaran di sekitar Mata air Tulangan dan Mata air Ngepring (2) Mengetahui indeks nilai penting penyusun hutan di sekitar Mata air Tulangan dan Mata air Ngepring (3) Mengetahui tingkat kemiripan penyusun hutan di Mata Air Tulangan dan Mata Air Ngepring. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat, sebagai bahan pertimbangan bagi pengelolaan mata air. Lokasi penelitian diambil di mata air Tulangan Desa Ngargosari, Kec. Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dan mata air Ngepring Desa Kemiri, Purwobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel menggunakan transek untuk mengetahui indeks nilai penting (INP). Untuk mengetahui INP didasarkan pada seluruh nilai frekuensi relatif (FR), kerapatan relatif (KR), dan dominansi relatif (DR). diperoleh Indeks nilai peting (INP) tertinggi semai, pancang, tiang dan pohon di Mata Air Tulangan yaitu 107,24%; 82,85%; 46,85% dan 73,55%; untuk INP Tertinggi di Mata Air Ngepring yaitu 126,14%; 81,59%; 83,04% dan 60,60%. Sedangkan INP terendah dari keempat fase pertumbuhan di dua lokasi adalah sebagai berikut Mata Air Tulangan 12,13%; 2,54%; 2,70% dan 3,49%, untuk Mata Air Ngepring ialah 5,13%; 4,05%; 9,68% dan 3,53%. Adapun dalam penelitian ini diperoleh Indeks Similaritas (IS) di dua lokasi diperoleh nilai kemiripan paling besar yaitu pada fase/tingkat pohon sebesar 69,2% dengan kategori tinggi, sehingga vegetasi penyusun dikedua lokasi memberikan indikasi bahwa spesies yang meyusun komunitas tersebut relatif sama

LOADING LIST...
Dwilatief24@gmail.com
Yuslinawari, S.Hut, M.Sc - Personal Name
Dr. Ir Rawana, MP - Personal Name
LATIEF DWI RIANTO - Personal Name
087828477437
NONE
Text
INSTIPER
2021
yogyakarta
LOADING LIST...