Pauliz Budi Hastuti; " />
Detail Cantuman Kembali

XML

PENINGKATAN EFISIENSI PEMUPUKAN PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT [PEER REVIEW]


Peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit yang sangat cepat dan tuntutan produk ramah lingkungan, berdampak pada peningkatan kebutuhan bibit kelapa sawit yang berkualitas namun ramah lingkungan dalam jumlah banyak. Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas diperlukan pengelolaan yang intensif selama tahap pembibitan, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan unsur hara secara tepat. Dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit dihasilkan limbah yang berasal dari kebun (biomasa tanaman kacangan penutup tanah Mucuna bracteata) maupun limbah yang berasal dari pabrik kelapa sawit (tandan kosong kelapa sawit, limbah cair). Limbah tersebut selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal mempunyai potensi yang sangat besar sebagai pemasok unsur hara tanaman sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pemupukan pada pembibitan kelapa sawit melalui pemanfaatan limbah sebagai pengganti pupuk kimia (anorganik), dengan demikian keberlanjutan sistem perkebunan akan lebih terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemupukan pada pembibitan utama (main nursery) dengan memanfaatkan limbah perkebunan kelapa sawit. Pada tahun II dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efisiensi pemupukan anorganik pada pembibitan utama kelapa sawit atau main nursery dengan aplikasi limbah tandan kosong kelapa sawit dengan penambahan mikroorganisme lokal (MOL) tanaman kacangan penutup tanah M.bracteata. Penelitian tahun II dilakukan menggunakan rancangan faktorial, yang disusun dalam rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Faktor 1 adalah dosis pupuk anorganik (100%, 75%, 50%, 25% dosis standar), faktor ke-2 aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) 0%, 15%, 30%, 45% volume, faktor ketiga adalah pemberian MOL kacangan penutup tanah M. bracteata (tanpa, 5%, 10%). Parameter pengamatan meliputi : 1. Pertumbuhan : tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, panjang daun, luas daun, berat segar dan berat kering bibit, berat segar dan berat kering akar. 2. Analisis sifat fisik dan kimia tanah dilakukan sebelum dan sesudah penelitian meliputi kadar lengas tanah (0,5mm, 2 mm, bongkah), pH, N tersedia, P tersedia, K tersedia, BV (berat volume) dan BJ (berat jenis), dan porositas tanah. Analisis MOL meliputi kandungan unsur hara makro N,P,K total, pH, C-organik, bahan organik, jumlah total bakteri dan jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik dosis 25% pada media pembibitan kelapa sawit tahap main nursery di tanah regosol memberikan pertumbuhan bibit kelapa sawit yang sama dengan dosis pupuk anorganik 100%. Aplikasi 15% kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) pada media pembibitan kelapa sawit tahap main nursery dapat menggantikan pemberian pupuk anorganik. Pemberian MOL Mucuna bracteata dengan konsentrasi 5% sampai 10% belum dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit tahap main nursery. Pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik pada pembibitan kelapa sawit tahap main nursery.
Key words : Pemupukan, TKKS, MOL, bibit kelapa sawit, main nursery
LOADING LIST...
Pauliz Budi Hastuti - Personal Name
NONE
Text
Indonesia
LOADING LIST...